STRATEGI PEMBELAJARAN KITABAH
Pembejaran
kitabah itu adalah pokok dari pembelajaran bahasa asing, disini akan dijelaskan
tingkatan tingkatan pembelajaran kitabah.
Tidak
dipungkiri bahwasanya pembelajaran ini ccok untuk semua jenis pembelajaran
seperti pembelajaran bahasa atau pembelajaran materi pelajaran yang lain yang
mana tingkat pembelajaran itu telah disusun atau dirangcang dimulai dari yang
mudah ke tingkatan yang sulit dan yang lebih sulit lagi.
Bila kita ingin memulai pembelajaran kitabah maka kita kita memulai
dari pembelajaran menulis kemudian berpidah pada teks, kemudian dikte menyusun
kata kata yang masih terbimbing dan
mengarang bebas. Mungkin juga kita memulai juga tingkatan ini dengan cara
yang lain yaitu: dimulai dengan pembelajaran huruf, berpindah kata kata
dan kalimat, paragraf dan kemudian makalah (judul yang terdiri dari
kalimat yang lebih dari satu paragraf).
Sesunggunya
tingkatan ini penting untuk dua alasan: pertama untuk pembelajaran, yaitu
apabila kita memakai tingkatan dari yang mudah ke yang sulit. Kedua alasan
logika bahwasanya kita tidak bisa belajar makalah sebelum belajar menulis
paragraf karena makalah itu terdiri dari beberapa paragraf dan tidak bisa
menulis paragraf sebelum mempelajari penulisan kalimat karena paragraf terdiri dari beberapa kalimat, dan tidak bisa belajar belajar kalimat sebelum
mempelajari penulisan kata, karena kalimat
terdiri dari beberapa kata, dan tidak bisa belajar kata-kata sebelum
mempelajari penulisan huruf, karena
kata-kata terdiri dari beberapa huruf.
Dan
tingkatan-tingkatan itu mempunyai kesatuan, dan yang dimaksud dengan kesatuan
itu adalah kumpulan dari berbagai maharah (keterampilan bahasa), karena
kedudukan maharah yang baru digantikan dengan maharah yang baru.Misalnya ketika mengajarkan murid menulis kalimat, maka ketrampilan ini
tidak menggantikan ketrampilan menulis dan teks tetapi mencakup keduanya.Dan
apabila mengajarkan murid mengarang bebas, maka ketrampilan ini tidak
menggantikan penulisan kata-kata yang terbimbing.
A.
Pengertian Pembelajaran Huruf
Pembelajaran
dalam tingkat ini adalah bagaimana memegang alat tulis dan bagaimana melatakkan
buku tulis di depannya.Dan diajari juga bagaimana panjang pendek penulisan
huruf, dari mulai sampai akhir penulisan.
a)
Penulisan huruf
Setelah latihan mengetahui tentang
bentuk, berganti ke pembelajaran huruf, akan lebih baik apabila
memperhatikan tingkatan-tingkatan berikut ini:
1.
Penulisan bentuk huruf terpisah sebelum penulisan huruf bersambung
2.
Penulisan berurutan sesuai alphabet
3.
Penulisan huruf sebelum penulisan kalimat
4.
Penulisan satu, dua huruf
baru setiap pelajaran
5.
Guru menulis misal di papan tulis,dan ketika itu murid menulis di
buku mereka
B.
Menyalin
Setelah melatih siswa untuk belajar
menulis huruf secara terpisah-pisah ataupun bersambung, selanjutnya siswa
diajarkan untuk menyalin tulisan dari buku yang telah dipelajari. Meskipun menyalin tulisan
tersebut tidak dibatasi dengan gaya tertentu.
1.
Menyalin adalah latihan tambahan bagi para murid dalam keterampilan
menulis. Dan apabila seorang guru memberi contoh salinan yang baik maka itu
akan menjadi latihan menulis yang baik dan benar
2.
Menyalin memberikan manfaat pada siswa untuk pembelajaran menulis
yang benar
3.
Menyalin memberi manfaat tentang tanda baca, seperti tanda Tanya,
tanda seru, dsb
4.
Menyalin mendukung apa yang telah dipelajari siswa dari segi
kosakata dan tata bahasa
Beberapa hal yang harus diperhatikan guru dalam menyalin adalah :
1.
Bahawasanya menyalin itu tidak boleh dipaksakan dalam pengajaran,
karena jangan sampai latihan itu membuat guru dan murid tidak menyukai
menyalin.
2.
Seorang guru wajib memberikan materi yang sesuai dengan pelajaran
siswa, sehingga mereka bisa membacanya.
3.
Seorang guru harus selalu menyertai dan membimbing siswa dalam
waktu yang tepat dan dengan cara yang baik dan benar, karena tanpa adanya itu
membuat murid meremehkan latihan-latihan yang diberikan guru.
C.
Imla’
Setelah murid
belajar tentang menyalin tulisan, maka bisa dimulai tingkatan imla’, yaitu
tingkatan yang mengungkap tentang batas
kemampuan menulis seorang siswa atas apa
yang telah didengarnya dan sesunggunya adalah materi yang diberikan kepada
murid yang mencakup tentang menyalin, kosa kata, dan tata bahasa.
Dan alangkah
baiknya seorang guru itu memberikan tema imla’ yang akan dipelajari, sehingga
seorang siswa bisa mempersiapkan diri sebelum materi disampaikan oleh
guru. Hal ini lebih baik dari pada imla’
tanpa persiapan, karena seorang siswa tidak mengetahui materi yang akan
disampaikan.
Ø Beberapa
kemungkinan pegambilan imla’ dari beberapa bentuk di bawah ini :
1.
Imla’ dengan kata-kata pilihan
2.
Imla’ dengan kalimat-kalimat tertentu
3.
Imla’ dengan cerita bersambung.
Ø Beberapa
manfaat imla’ yang berhubungan dengan keterampilan bahasa adalah
1.
Imla’ memberikan latihan penulisan yang baik dan benar
2.
Imla’ dapat mengukur kemampuan siswa dalam pembelajaran bahasa arab
3.
Imla’ membantu pengetahuan siswa tentang kosa kata dan tata bahasa
4.
Imla’ mengukur kemampuan siswa tentang tanda baca yang baik dan
benar
Ø Kesalahan-kesalahan
yang biasa terjadi dalam pembelajaran imla’
1.
Murid tidak bisa membedakan suara-suara huruf hijaiyah yang mirip
dalam pelafalannya (bunyi), contohnya ذ-ظ
2.
Penulisan hamzah washal tetapi sebenarnya hamzah Qath’i
3.
Hilangnya penulisan hamzah pada hamzah Qath’i
4.
Kesalahan dalam penulisan hamzah Qath’I ditengah kata dan di akhir
kata
5.
Kesalahan pada penulisan alif mamdudah dan alif maqsurah di akhir
kata
6.
Kesalahan dalam penulisan ta’ maftuhah dan ta’ marbuthah di akhir
kata
7.
Kesalahan dalam menghilangkan huruf
lam sebelum huruf as-Syamsiayah
D.
Karangan Terbimbing
Setelah murid belajar tentang
penulisan huruf, menyalin, dan dikte, maka bisa dimulai dengan tulisan terkait
atau tulisan terbimbing.Yaitu tingkatan yang mirip tulisan bebas. Dan inilah
beberapa bentuk tulisan terbimbing:
1.
Kalimat inti
Murid diminta untuk menulis kalimat inti untuk dikembangkan dengan
menjadi anak kalimat, dan menyusun kata-kata yang sesuai dengan kalimat.
2.
Paragraph inti (pokok)
Murid diberi satu paragraph tertulis kemudian meminta murid untuk
mencai kalimat inti dari paragraph tersebut. Dan apabila yang menyebut
paragraph itu fatim, maka fatim menunjuk teman lain untuk mendeskripsikan
tentang fatim.
3.
Kalimat yang dihilangkan
Murid diminta untuk mengisi kata-kata yang hilang dari sebuah
kalimat, seperti:
(أ)
ذهب الوالد المدرسة
(ب)
أراد التلميذ يتعلم
4.
Penataan kata
Murid diberi kumpulan kata-kata dan meminta mereka untuk menatanya
menjadi kalimat yang baik dan benar.
5.
Penataan kalimat
Murid diberi kumpulan kalimat yang tidak beraturan, dan meminta
mereka untuk menyusunnya menjadi paragraph yang lengkap.Dan disini murid tidak
dituntut untuk memahami tarkib yang ada.Karena disini murid diminta untuk
memahami hubungan antar kalimat yang ada.
6.
Pemilihan kata
Murid diberi kumpulan kata-kata dan mengelompokkannya menjadi
kalimat yang dapat dipahami dengan susunan yang baik dan benar
7.
Penyambungan kalimat
Murid diberi dua kalimat kemudian meminta murid untuk menyambungkan
dua kalimat tersebutdengan menggunakan kata sambung yang sesuai.
8.
Penyempurnaan kalimat
Murid diberi sebagian dari kalimat dan meminta untuk melengkapinya
dengan kalimat inti atau anak kalimat.
Beberapa hal yang harus diperhatikan guru dalam keterampilan
menulis:
1.
Tidak semua latihan menulis terbimbing dimulai dari yang mudah.
Maka dari itu seorang guru haris bisa memilih latihan yang sesuai dengan
muridnya.
2.
Harus ada latihan setelah guru menerangkan agar murid bsa latihan
mandiri
3.
Kalimat-kalimat harus dipahami oleh murid dan telah diajarkan oleh
guru
4.
Setelah murid selesai menulis latihan, maka latihan harus dikoreksi
5.
Guru wajib berdiskusi dengan murid tentang kesalahan-kesalahan yang
terjadi dalam latihan-latihan yang telah diberikan
6.
Murid mengulang bagian-bagian yang salah dalam penulisan
E.
Mengarang Bebas
Mengarang bebas adalah tingkatan
terakhir dalam ketrampilan menulis.Maka wajib bagi siswa untuk mendapatkan
seluruh pembelajaran yang berhubungan dengan mengarang bebas. Dan hal-hal yang
perlu diperhatikan adalah sebagai berikut:
1.
Batas. Pada setiap siswa untuk memberikan batasan pada halaman buku
atau kertas yang akan dipakai.
2.
Tanggal. Kesepakatan guru
dan siswa dalam menentukan penempatan penulisan tanggal. Sebagaimana yang telah
disepakati pada tempat tangal yang telah ditentukan.
3.
Judul. Kesepakatan guru dan siswa tentang letak judul di awal
halaman
4.
Indeks/ komposisi. Siswa harus memperhatikan isi, atau
kalimat-kalimat yang akan dipakai dalam penulisan paragraf
5.
Tempat tulisan. Kesepakatan guru dan siswanya untuk menentukan
tulisan rata kanan, rata kiri atau keduanya, tentang ukuran huruf, spasi dll.
6.
Alat untuk menulis. Kesepakatan guru dan siswanya untuk menentukan
peulisan menggunakan pensil, pena tinta, atau dengan ketikan. Dan penulisan di
atas daun, buku, kertas, dsb.
Klasifikasi mengarang bebas:
1.
Karangan tentang kisah
Tulisan ini bisa berdasarkan kisah nyata atau khayalan.Biasanya
terpaku pada zaman atau waktu kejadian.Dan disini menggunakan kata-kata untuk
masa lampau, karena kisahnya yang terjadi pada masa lalu.
2.
Karangan deskriptif
Judul ini diambil berdasarkan kejadian yang terjadi pada masa
sekarang, masa lalu, ataupun masa yang akan datang. Dan biasanya tulisan ini
sesuai dengan situasi sebenarnya, tapi terkadang bisa juga hanya khayalan.
3.
Karangan sesuai dengan kenyataan
Karangan yang berdasarkan sesuatu yang diketahui.
4.
Karangan argumentatif
Karangan ini dari beberapa pendapat yang bertentangan dan si
penulis mengeluarkan pendapatnya untuk menanggapi argument yang ada.
5.
Kesimpulan
Guru diminta membaca naskah, dan memberi sedikit ringkasan.
Kemudian siswa diminta untuk menulis ringkasan dari naskah tersebut se suai
yang telah ditentukan oleh guru.
Dan beberapa hal yang harus diperhatikan oleh guru adalah:
1.
Guru memulai dengan karangan narasi, karena karangan ini adalah
yang paling mudah
2.
Berlanjut pada karangan tentang kisah, karena tingkat kemudahannya
setelah karangan narasi
3.
Kemudian berlanjut pada karangan deskriptif dan karangan argumentatif
dan ke tingkatan selanjutnya